Uncategorized

Paguyuban Renggo Sejati Edukasi Pengunjung CFD Tentang Kesenian Bantengan

KOTA MALANG | SWARALIN – Bantengan merupakan salah satu kesenian tradisi yang berkembang di Malang Raya.Dengan berlatar belakang agraris berkembang di wilayah lereng pegunungan Malang.

Dewasa ini, kesenian tersebut mengalami modifikasi yang pesat,hal tersebutlah menginisiasi paguyuban bantengan Renggo Sejati memberikan edukasi dan mengenalkan kesenian bantengan kepada pengunjung CFD jalan Ijen pada Minggu (17/11/2024) pagi.

Jani selaku ketua paguyuban bantengan Renggo Sejati mengaku memperkenalkan kesenian bantengan agar bukan hanya sekedar jadi tontonan tapi juga tuntunan.

“Terima kasih telah memfasilitasi acara kami di depan Museum Brawijaya ini. Guna memperkenalkan Bantengan kepada pengunjung CFD. Diharapkan dengan begitu menjadi sebuah tuntunan tidak cuma tontonan,” tutur pria yang juga inisiator kegiatan.

Sementara itu, Pihak Museum Brawijaya sangat mengapresiasi kegiatan kesenian bantengan. Gayung pun bersambut, pada (30/11) Paguyuban Renggo Sejati dan Museum Brawijaya berkolaborasi mengadakan giat lomba Bantengan tingkat sekolah di Kota Malang yang bertempat di Museum Brawijaya.

Hal senada juga disampaikan sejarawan muda Fathur Rizky yang turut hadir. Acara memperkenalkan kesenian bantengan kepada kalayak luas patut di apresiasi.

“Patut diapresiasi, mengingat bantengan merupakan tradisi kesenian yang berada di Malang Raya, banyak makna filosofi yang terkandung di dalamnya,” kata pria yang akrab disapa Joko Laksono ini.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan perihal Bantengan. Kesenian tersebut yang di mainkan adalah banteng, macan dan bedhes (monyet).

“Banteng memiliki filosofi sebagai simbol rakyat, macan atau harimau memiliki filosofi sebagai penguasa dan bedhes atau monyet sebagai penghasut. Banteng dan macan ini di adu oleh bedhes itu agar bertengkar. Hal itu memiliki makna bahwasanya kita hidup jangan mau di adu domba,” jelasnya.

Rencananya acara mengenalkan kesenian bantengan tersebut akan berlanjut di CFD, Jalan Ijen, Minggu depan.

“Saya berharap berkesinambungan dan berkelanjutan. Semoga konsisten dalam mengembangkan serta mengenalkan kesenian tradisi bantengan,” pungkasnya.

 

Admin

Recent Posts

Do’a Dipimpin Kapolres Warnai Unjuk Rasa Damai Petani Sumber Anyar

PASURUAN KOTA | SWARALIN.ID - Aksi penyampaian aspirasi oleh petani di Desa Sumber Anyar, Kecamatan…

12 jam ago

Polres Pasuruan Kota Gelar Rakor, Utamakan Dialog dan Data untuk Antisipasi Aksi Damai di Nguling

PASURUAN KOTA | SWARALIN.ID – Menyikapi rencana aksi damai masyarakat terkait pembangunan instalasi militer TNI…

16 jam ago

Di Tengah Mahalnya Sayuran, Sat Polair Pasuruan Jadi Penolong Warga Lewat Panen Sendiri

Pasuruan, Swaralin.id -  Satuan Polisi Air (Sat Polair) Polres Pasuruan Kota membagikan sayur-mayur hasil panen…

4 hari ago

Di Hari Juang TNI AD Kodim 0819/ Pasuruan Bersinergi Bersama Tenaga Medis, Operasi Katarak Massal di Pasuruan Diserbu Ratusan Pasien

Pasuruan, Swaralin.id - Gelombang kepedulian sosial kembali mengalir dari tubuh TNI AD. Dalam rangka Hari…

4 hari ago

Musholla Nyaris Roboh di Kejayan kini Disulap Layak oleh Polres Pasuruan dan Komunitas Punisher

Pasuruan, Swaralin.id  - Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan menunjukkan komitmen nyata dalam penguatan pelayanan publik melalui…

4 hari ago

Petugas Damkar Pasuruan Evakuasi Drone yang Tersangkut di Tower Air Bersejarah 20 Meter

Kota Pasuruan, Swaralin.id  - Sebuah drone milik warga Pasuruan yang tengah digunakan untuk mengambil gambar…

4 hari ago