PASURUAN, SWARALIN.ID – Ribuan warga tumpah ruah memenuhi jalan desa untuk menyaksikan Sekarmojo Carnival 2025 dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1096 Kabupaten Pasuruan. Kirab budaya yang digelar Sabtu (20/9/2025) sore di Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, berlangsung meriah sekaligus kondusif berkat pengamanan ketat aparat.
Karnaval dimulai pukul 15.30 WIB dari Dusun Mojo, dilepas langsung oleh jajaran Forkopimka Purwosari bersama Kepala Desa Sekarmojo, Rokhim, serta anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi Gerindra, Jumain. Rombongan peserta kemudian menyusuri rute sejauh empat kilometer melewati jalan desa hingga berakhir di panggung kehormatan depan Balai Kelurahan Purwosari.
Sebanyak 38 rombongan tampil dalam kirab ini. Setiap kelompok bergantian unjuk kebolehan di hadapan tamu undangan dengan menampilkan koreografi kebudayaan nusantara hingga tari kontemporer kreasi lokal. Suasana semakin semarak karena penonton tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga dari desa-desa tetangga.
Untuk memastikan jalannya acara, Tiga Pilar Kecamatan Purwosari—Polsek, Koramil, dan Satpol PP—diturunkan bersama 80 panitia inti, 90 pemuda Karang Taruna, serta 39 personel Linmas Desa Sekarmojo. Dari Polsek Purwosari, tercatat 14 personel diterjunkan, ditambah 12 anggota TNI dan 9 petugas Satpol PP.
“Alhamdulillah, kegiatan berlangsung aman, lancar, dan kondusif. Antusiasme warga tinggi, sehingga persoalan yang sempat muncul sebelumnya bisa teredam. Justru sekarang menjadi kebahagiaan bersama,” ujar Kapolsek Purwosari, Iptu Moch. Yusuf, S.H., yang memimpin langsung pengamanan.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu salat, seluruh peserta diwajibkan berhenti saat adzan berkumandang. Panitia memberi jeda sekitar 20 menit sebelum kegiatan kembali dilanjutkan.
Kepala Desa Sekarmojo, Rokhim, menyambut positif antusiasme masyarakat. “Kami bersyukur kegiatan ini bisa menghibur sekaligus mempererat persaudaraan warga,” ujarnya.
Kirab budaya ini menjadi rangkaian penting dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1096. Selain sebagai ajang pelestarian tradisi, kegiatan ini juga menjadi ruang kreativitas generasi muda dalam merawat kebudayaan lokal. (kin/ach)