KOTA PASURUAN | SWARALIN.ID – Menyikapi data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat 2.606 kejadian bencana alam hingga pertengahan Oktober 2024, Polres Pasuruan Kota mengerahkan seluruh komponennya dalam Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi.
Apel digelar di Lapangan Wicaksana Legawa, Kota Pasuruan, pada Rabu (05/11/2025) pagi, sebagai bagian dari geladi serentak di seluruh Indonesia.
Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara, S.I.K., M.I.K., yang memimpin apel, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan pengecekan akhir kesiapan personel dan sarana prasarana.
“Tujuannya adalah memastikan kesiapan personel dan peralatan dalam upaya pencegahan serta penanggulangan bencana alam. Kami harap seluruh elemen bersinergi secara cepat, sigap, dan tepat,” ujarnya dalam amanat.
Apel ini dihadiri oleh seluruh pimpinan daerah, mencerminkan sinergi yang solid. Turut hadir Wakil Wali Kota Pasuruan M. Nawawi, S.Kom., M.M., Dandim 0819 Pasuruan Letkol Inf. Boga Bramiko, M.Han., Dan Yon Zipur 10 Pasuruan Letkol Czi Amito Surya M., S.I.P., M.I.P., Ketua DPRD Kota Pasuruan H. M. Toyib, serta unsur Forkopimda, pejutama Polres, dan Kapolsek jajaran. Personel gabungan dari TNI, Polri, Dishub, Dinkes, Satpol PP, BPBD, Bakesbang, dan Senkom Kota Pasuruan juga memadati lapangan.
Kapolres Davis menyampaikan data BNPB yang memprihatinkan: dari 2.606 bencana yang terjadi, 1.289 di antaranya adalah banjir, disusul 544 kejadian cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, serta 189 tanah longsor.
“Selain korban jiwa dan kerugian ekonomi, bencana juga menimbulkan trauma psikologis dan gangguan sosial,” tambahnya.
Peringatan khusus disampaikan terkait kondisi iklim. Saat ini, 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak diperkirakan terjadi pada November 2024 hingga Januari 2025. BMKG juga memprediksi fenomena La Nina, meski dalam kategori lemah, yang berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jawa Timur.
“Dalam menghadapi ini, diperlukan kesiapan optimal dari seluruh unsur. Kecepatan dan ketepatan respons adalah kunci,” tegas Davis.
Guna mengoptimalkan kesiapsiagaan, Kapolres Davis memberikan delapan poin arahan yang harus dipedomani seluruh unsur:
1. Melaksanakan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan.
2. Memberikan informasi dan imbauan kamtibmas terkait potensi bencana.
3. Menyiapkan personel, sarana prasarana, dan logistik tanggap darurat.
4. Melakukan simulasi tanggap darurat secara rutin.
5. Mengutamakan kecepatan dan ketepatan dalam proses evakuasi dan pemulihan.
6. Bertugas secara humanis dan profesional dalam setiap misi kemanusiaan.
7. Menjalankan kegiatan penanggulangan bencana sesuai prosedur dan evaluasi berkala.
8. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dengan seluruh stakeholder.
Ia juga mengutamakan amanat Presiden RI, Prabowo Subianto, bahwa aparat negara diberi kekuasaan oleh rakyat untuk melindungi rakyat. “Ini adalah amanah dan panggilan moral bagi seluruh aparat negara,” tegasnya.
Melalui apel ini, diharapkan tercipta koordinasi yang solid antarinstansi dan terbangun kesadaran kolektif masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat kemampuan tanggap darurat di lapangan, mengantisipasi segala kemungkinan di puncak musim hujan ini.($an)

















