Scroll untuk baca artikel
Example 320x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaPemerintahan

Sound Horeg di Desa Sekarmojo Tuai Kontroversi, Cermin Fenomena Hiburan Bising Anak Muda Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur

434
×

Sound Horeg di Desa Sekarmojo Tuai Kontroversi, Cermin Fenomena Hiburan Bising Anak Muda Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

PASURUAN, SWARALIN.ID — Dentuman musik sound horeg mengguncang Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, akhir pekan lalu. Bagi sebagian anak muda, acara itu jadi ajang pelepas penat sekaligus ekspresi kebersamaan. Namun, bagi sebagian warga lain, hiburan tersebut justru menimbulkan keresahan lantaran berlangsung hingga larut malam.

Di Sekarmojo, hiburan semacam ini bukan kali pertama digelar. Warga mengakui, beberapa kali kegiatan serupa pernah diadakan, baik dalam hajatan maupun acara pemuda desa.

“Sudah beberapa kali ada sound horeg, tapi biasanya cepat selesai. Nah yang kemarin sampai malam banget, jadi bikin warga protes,” ujar Sumarno, warga RT 3, Minggu (21/9/2025)

Baca Juga :  Safari Subuh Kapolres Pasuruan Kota, Davis Busin: Keamanan adalah Tanggung Jawab Bersama

Persoalan waktu pelaksanaan menjadi titik kritik utama. Belum ada aturan jelas di tingkat desa maupun kecamatan mengenai batas jam hiburan. Aparat kepolisian dan Satpol PP juga belum turun tangan, karena gelaran itu masuk kategori acara warga.

“Kalau ada laporan resmi, biasanya kami tindaklanjuti. Tapi sejauh ini masih sebatas keluhan lisan,” kata seorang anggota Polsek Purwosari.

Fenomena sound horeg sendiri bukan hanya milik Sekarmojo. Di beberapa daerah Jawa Timur, seperti Probolinggo, Malang, hingga Sidoarjo, acara serupa juga kerap menuai polemik. Generasi muda menganggapnya bagian dari gaya hidup kekinian, sementara warga lain menilainya mengganggu ketertiban umum. Tak jarang, perselisihan antarkelompok warga pun muncul akibat perbedaan pandangan ini.

Baca Juga :  Tim Gabungan Polres Pasuruan Kota Amankan 6 Tersangka Jaringan Pencurian Sepeda Motor

Tokoh masyarakat Desa Sekarmojo, Kiai Mustofa, mengingatkan agar hiburan tidak mengabaikan nilai ketertiban.

“Kami tidak melarang anak muda bersenang-senang. Tapi semua ada batasnya. Jangan sampai hiburan jadi mudarat bagi orang lain,” ujarnya.

Kepala Desa Sekarmojo, Suwito, menyadari situasi itu perlu penanganan khusus. Ia berjanji akan merumuskan aturan bersama perangkat desa dan karang taruna. “Kami akan cari solusi, misalnya pembatasan jam, atau lokasi hiburan dipindah agak jauh dari pemukiman. Yang penting anak muda tetap bisa berekspresi, tapi warga juga nyaman,” ucapnya.

Baca Juga :  Kompak Dan Sinergi. Satlantas Polres Pasuruan Dan Ojol Tebar Keperdulian Lewat Donor Darah Di Kantor PMI

Perdebatan soal sound horeg di Sekarmojo seakan menegaskan dilema yang sama di banyak desa Jawa Timur: mencari titik temu antara hak berekspresi dan kebutuhan ketenangan. Tanpa regulasi tegas, konflik serupa berpotensi berulang setiap kali dentuman musik kembali menggelegar. (kin/ach)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *