PASURUAN | SWARALIN – Masa yang tergabung dalam Aliansi LSM Forum Pasuruan Bersatu (FPB) bersama Ormas Gema Anak Bangsa (GAIB) luruk Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan meminta transparansi terkait beberapa kasus yang sedang dalam proses penanganan oleh Kejaksaan.
Kedatangan Forum Pasuruan Bersatu (FPB) dalam aksi yang di gelar Kamis (02/05/2024) membawa spanduk (Benner) yang bertuliskan tiga harapan dan tuntutan :
- Tuntaskan kasus kopi Kapiten.
- Usut dan penjarakan khasani.
- Kaji ulang kasus pupuk bersubsidi di Nongko Jajar.
Lambanya proses yang menyebabkan Habib Yusuf Assegaf, S.H,.M,HUM. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ormas Gaib perjuangan geram mempertanyakan kejelasan kasus yang sedang di dalami oleh kejaksaan namun tak mendapatkan tanggapan yang serius dari pihak atau oknum Kejaksaan.
Dalam orasi yang di sampaikan di depan gedung kejaksaan negeri pasuruan mengingatkan agar tidak tebang pilih dalam penanganan kasus yang melibatkan kadinas BPKPD terkait pemotongan isentif agar segera dipublikasikan agar masyarakat puas apapun hasilnya, serta soal kasus pupuk bersubsidi salah satu menjadi kecaman akan laporkan ke kejaksaan tinggi atau jalsa agung muda pengawas ( JAMWAS) jelas yusuf.
“Tuntutan kita ada tiga poin, yaitu terkait kopi Kapiten, Pemotongan Insentif dan Kasus Pupuk. Dijelaskan tadi untuk kopi kapiten dalam tahap penyelidikan, jadi karena ada Pansus maka prosesnya masih menunggu untuk melihat tingkat kerugian”, ujar Habib Yusuf, dihadapan para awak media
Sementara ketua DPC Pasuruan LSM Penjara Indonesia Saiful dalam orasinya menyampaikan kehadiranya di kantor Kejaksaan meminta klarifikasi untuk terbuka jangan ada tebang pilih semua harus mendapatkan perlakuan yang sama agar masyarakat tetap menilai positif terhadap kinerja kejaksaan sebagai penegak hukum yang profesional, ujar Saiful.
“Kami hanya minta pihak kejaksaan transparansi agar kami tahu sedangkan kami sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat juga bisa memberi informasi yang benar kepada masyarakat,” pungkasnya.(Arie)