KOTA MALANG | SWARALIN – Tithiek Tenger terus melebarkan sayap berkontribusi positif untuk kemaslahatan, Hal itu ditandai dengan berdirinya Griya Kriya Topeng Ramah Difabel, yang berlokasi di Jl. KH Jl. Kyai Parseh Jaya No.29, RT.2/RW.1, Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Menurut Joko Rendi selaku pendiri rumah ramah bagi Difabel tujuannya guna mencetak anak istimewa tersebut untuk mandiri ada kesetaraan seperti lainnya.

” Kalau tahapan- tahapan terus belajar, selama ada ruang dan waktu kita tidak pernah berhenti untuk belajar. Instruktur dibantu beberapa dari akademis yang menjadi relawan, sesuai bidang masing-masing. Mengingat ini semua tanggung jawab bersama baik dari pers, akademis, birokrasi, legislatif maupun tokoh masyarakat. Saya kira punya hak sama sebagai warga negara yang baik,” tuturnya, Jumat, (6/12/2024).
Meski masih terbilang masih berusia seumur Jagung, Griya Kriya Topeng Ramah Difabel sudah membuktikan perkembangan secara signifikan anak- anak Difabel.
“Pelatihan secara intens memang kita lakukan, setiap hari menu nya berbeda mula dari ketrampilan bermain musik, menari, membatik dan lain sebagainya. Terkait pembiayaan pelatihan secara mandiri, tidak minta sumbangan donatur atau membebani orang tua dari Difabel,” tegas Joko Rendi.
Lebih menariknya, Pihaknya juga memfasilitasi pemasaran produk karya Difabel. Keuntungan dari penjualan dikembalikan lagi untuk para Difabel sebagai uang saku, membayar instruktur , listrik dan lain-lain
“Hasil Karya Difabel kita pasarkan di sejumlah titik, Kita ada toko juga di gedung DPRD Kota Malang bernama Difabel Market/D’Mart, selain itu ada tempat juga di hotel Drand Mercure, Armatha Hills dan Pasar Seni Bareng . Catatan penting itu semua bukan miliknya Tithiek Tenger atau Joko Rendi maupun keluarga, tapi milik anak-anak difabel,” terangnya.
Selama perjalanannya menaungi Difabel, Tithek Tenger telah menjalin kesepakatan kerja sama dengan 26 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Malang Raya serta empat lembaga terkait Difabelitas.
“Disamping telah menjalin kerja sama dengan banyak pihak, Dirumah ramah Difabel ini tidak hanya memproduksi barang produk UMKM, tetapi juga jasa misal tentang kesenian maupun konseling,” ulasnya.
Dikesempatan ini, Dia juga memohon restu akan dibuka nya ternak kambing. Dinana dari hasilnya nanti untuk biaya pembelajaran Difabel selanjutnya.
“Selain kambing, sementara ini juga sudah ada unggas. Sama hasilnya nanti guna membiayai pelatihan. Terpenting kita ingin tanamkan nilai edukasi kepada mereka Difabel agar menyayangi binatang juga,” ucapnya.
Sementara itu, Manajemen Griya Kriya Ramah Difabel Ais Yanuar menjelaskan secara detail pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada anak-anak Difabel ditempatnya.
“Selama ini rutin pelatihan bermain musik angklung, melukis, mewarnai, dan menari yang berlangsung setiap Minggu. Kalau peserta sebenarnya ada 40 anak, tapi yang datang kadang cuma 20-25 saja,” ungkapnya.
Ia juga mengaku pernah menjalin kerja sama dengan Kelurahan dan Kecamatan tentang pelatihan membuat topeng dan sandal hotel.
“Dulu pernah gandeng kelurahan dan kecamatan untuk pelatihan, kemudian juga Unitri terkait pembuatan coklat dan batik, bahkan diikuti rekan-rekan mahsiswa juga,” tambahnya.
Disinggung produk UMKM dari Difabel yang paling diminati pasaran, Ais menyebutkan cokelat topeng dan Jamu.
“Kalau yang rutin sekarang suplai yakni Cekelat topeng dan Jamu memang untuk konsumsi. Tiap hari kita suplai ke Hotel Grand Mercure dan Amartha Hills terutama untuk event natal ini. Pernah juga kirim ke sejumlah negara Eropa dan Asia. Dalam waktu dekat kalau teman-teman jadi batik juga akan otewe Australia,” pungkasnya.