PASURUAN, SWARALIN.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Pandaan. Langkah ini dilakukan menanggapi laporan warga terkait bau bahan bakar minyak (BBM) yang lebih menyengat dari biasanya.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa volume dan warna BBM masih dalam batas normal, namun aromanya tercium jauh lebih kuat dibandingkan kondisi normal. Dugaan awal, terdapat kemungkinan adanya perubahan komposisi atau pencampuran bahan yang memengaruhi kualitas bahan bakar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperindag Kabupaten Pasuruan, Mita Kristiani, menjelaskan bahwa pihaknya bersama Komisi II DPRD dan Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polres Pasuruan telah melakukan pengujian awal di lapangan.
“Kami lakukan uji volume 1 liter dan 20 liter, hasilnya pas. Secara warna juga tetap satu, tidak berubah. Pasta penguji yang dimasukkan ke tangki juga tidak menunjukkan indikasi pencampuran air,” ujar Mita kepada Swaralin.id saat di temui di sela-sela Sidak.
Meski begitu, Mita mengakui ada kejanggalan pada aroma BBM yang lebih tajam dan menyengat.
“Secara kasat mata tidak ada masalah, tapi bau yang berbeda ini harus diuji lebih lanjut di laboratorium untuk memastikan ada tidaknya campuran bahan tertentu,” tambahnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, Andrew Wahyudi, mendesak aparat penegak hukum segera turun tangan.
“Sudah hampir satu minggu warga mengeluhkan bau BBM yang sangat menyengat. Ini tidak bisa dibiarkan karena bisa berdampak pada kualitas mesin dan keselamatan masyarakat,” tegas Andrew.
Menurutnya, laporan serupa datang dari empat titik SPBU, yakni di Candi Wates, Kasri, Purworejo, dan kawasan Jenggot Bypass Pandaan.
“Yang menarik, keluhan ini baru muncul dari pengendara motor, belum dari pengguna mobil. Ini harus menjadi perhatian serius, karena bisa jadi ada perbedaan reaksi terhadap jenis mesin,” ujarnya.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Wardana, memastikan pihaknya akan memperluas penyelidikan ke wilayah lain.
“Setelah Pandaan, kami akan lanjut ke Pasuruan Timur, Selatan, dan Utara. Semua SPBU yang dilaporkan akan diambil sampelnya,” kata Wardana.
Ia menambahkan, hasil pengukuran volume masih sesuai standar tera, namun bau bahan bakar yang tidak wajar menjadi satu-satunya anomali yang menuntut pengujian laboratorium.
“Langkah ini penting untuk memastikan tidak ada unsur pencemaran atau manipulasi distribusi bahan bakar,” ujarnya menegaskan.
Disperindag bersama DPRD kini menunggu hasil uji laboratorium dari pihak kepolisian. Mita Kristiani mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak berspekulasi sebelum hasil resmi keluar.
“Yang pasti, dari uji awal tidak ada pengurangan volume. Kami akan pastikan hasil laboratorium nanti diumumkan secara terbuka,” katanya. (ach)

















