Pasuruan, Swaralin.id – Pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto mulai merealisasikan program bantuan becak listrik bagi tukang becak lanjut usia. Program ini resmi bergulir di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan martabat kerja lansia yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup dari sektor informal, Selasa, 16 Desember 2025.
Pada tahap awal, 100 unit becak listrik disalurkan ke sejumlah daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sasaran bantuan ini ditetapkan secara tegas: tukang becak berusia 55 tahun ke atas, kelompok yang rentan secara fisik namun masih harus bekerja demi menyambung hidup keluarga.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), Mayjen TNI (Purn) Firman Dahlan, mengatakan program ini dirancang sebagai bentuk keberpihakan negara kepada lansia pekerja. Menurut dia, becak listrik bukan sekadar alat transportasi, melainkan instrumen sosial untuk menjaga kemandirian ekonomi.
“Becak listrik ini menjadi simbol kepercayaan diri dan semangat para lansia untuk tetap produktif serta menjadi tulang punggung keluarga,” kata Firman Dahlan.
Firman mengakui penyaluran masih dilakukan bertahap karena keterbatasan produksi, sementara permintaan di lapangan cukup tinggi. Ia menekankan, dibandingkan becak konvensional, becak listrik lebih hemat biaya operasional, ramah lingkungan, dan mengurangi beban fisik, sehingga membuka peluang tukang becak lansia untuk tetap bertahan di tengah pesatnya transportasi modern.
Dukungan datang dari pemerintah daerah. Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo menilai program ini sejalan dengan kebutuhan riil masyarakat. Ia meminta para penerima merawat becak listrik agar manfaatnya berkelanjutan.
“Becak ini nyaman, operasionalnya lebih murah, dan saya yakin bisa menambah penghasilan abang-abang becak,” ujar Rusdi.
Ia menegaskan, secara regulasi, becak listrik diperlakukan sama dengan becak dan bentor saat beroperasi di jalan raya. Pemerintah daerah juga memastikan pelatihan penggunaan telah diberikan, sehingga penerima hanya perlu menyesuaikan diri dengan teknologi baru.
Bagi para tukang becak, bantuan ini menjadi titik balik. Rois (60), warga Gondangwetan, mengaku sempat berhenti menarik becak selama 10 tahun karena tak lagi sanggup mengayuh becak engkol.
“Sudah tua, cepat capek. Berhenti becak sampai 10 tahun. Semoga dengan becak listrik ini bisa kerja lagi, karena keseharian saya ya dari becak,” kata Rois.
Program becak listrik ini menandai arah kebijakan sosial pemerintahan Prabowo: pembangunan yang menyentuh lapisan paling bawah, memberi ruang bagi lansia untuk tetap bekerja secara lebih manusiawi, efisien, dan bermartabat. (Ach)

















